Artikel politik merupakan salah satu topik yang paling banyak dipesan oleh pengguna jasa penulis artikel. Bagi Anda yang ingin mencari jasa penulis yang menguasai topik ini bisa menggunakan jasa dari kontenesia yang sudah terpercaya. Berikut salah satu contoh artikel yang membahas tentang politik.
Contoh Artikel Politik
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) yang dulunya terkenal dengan nama Ahok dikabarkan akan kembali ke tengah masyarakat untuk memberikan terobosan-terobosannya. Namun, kali ini BTP tidak muncul sebagai bakal calon gubernur atau kepala daerah lainnya. Beliau dipanggil oleh Menteri BUMN, Erick Tohir untuk menduduki salah satu kursi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Memang saat ini beberapa kursi direktur utama BUMN sedang kosong seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Bank Tabungan Negara (BTN), PT Bank Mandiri, dan Mining Industry Indonesia (MIND ID). Pertamina juga dikabarkan sedang mengalami perombakan jabatan sehingga memungkinkan BTP untuk masuk ke dalam jajaran orang nomor satu di perusahaan tersebut. Lalu, apa saja sepak terjang BTP di bidang politik hingga mengantarnya sebagai salah satu kandidat perusahaan plat merah Indonesia? Simak artikel politik berikut ini.
Karier Awal di Tanah Kelahiran
Perjalanan politik BTP bermula saat ia bergabung di bawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB). BTP bergabung dalam partai ini pada tahun 2004. Di tahun ini juga, BTP mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Belitung Timur periode 2004-2009. BTP dikenal sebagai wakil rakyat yang sangat dekat dengan masyarakat. Ia sering melakukan blusukan untuk mendengar langsung kritik dan keluhan dari masyarakat. BTP juga sering bersuara jika melihat praktik-praktik politik yang tidak sehat.
Namun, perjalanan BTP sebagai wakil rakyat tidak berlangsung lama. Ia mencalonkan diri sebagai Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Ia dengan mudah mendapat suara masyarakat karena kedekatannya dengan masyarakat. Sepak terjang sebagai wakil rakyat yang sangat mewakili suara masyarakat selama satu tahun cukup mengantarkannya menjadi orang nomor satu di Kabupaten tersebut.
Pada 2006, BTP kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Kepulauan Bangka Belitung tahun pemilihan 2007. Ia lalu menyerahkan jabatan kepada wakilnya. Saat itu suara BTP cukup kuat namun belum mampu mengantarkannya sebagai Gubernur Negeri Serumpun Sebalai ini. Namun, bukan BTP namanya kalau hanya berdiam diri tanpa memberi kontribusi. Karier politiknya justru melejit ke tingkat nasional.
Berlaga di Tingkat Nasional
Meski tidak berhasil menjadi kepala daerah Kep. Bangka Belitung, karier politik BTP tidak berhenti begitu saja. Pada 2009, ia merapat ke bawah bendera partai Golkar. Lalu, ia mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) periode 2009-2014. BTP ditempatkan di komisi II DPR RI bidang dalam negeri dan kesekretarian. Dalam film dokumenter tentang biografinya yang berjudul “Fight Like Ahok”, BTP berkata bahwa majunya ia sebagai wakil rakyat yang berkedudukan di Senayan karena mencintai masyarakat Bangka Belitung. BTP ingin mengawasi kinerja gubernur-gubernur dan memastikan kepala daerah tersebut benar-benar mencintai rakyat.
Setelah tiga tahun menjabat sebagai wakil rakyat, BTP maju dalam ajang politik yang selanjutnya. Bersama dengan Jokowi, pada 2012 mereka mengajukan diri menjadi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Pasangan Jokowi-BTP sukses mendulang suara ibukota dan melangkah sebagai pasangan gubernur dan wakil gubernur. Lalu, pada 2014, Jokowi menyerahkan jabatan gubernurnya pada BTP karena ia akan berlaga ke pemilihan presiden 2014. Oleh karena itu, BTP menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta selama beberapa tahun. Selama masa kepemimpinannya, BTP banyak membawa perubahan pada wajah ibukota Indonesia tersebut. Ia melakukan perombakan besar-besaran dan mengatasi beberapa masalah Jakarta seperti banjir dan wilayah kumuh. Karakter khas BTP yang blak-blakan selalu membuat lawan politiknya segan.
Pernah Berada di Titik Terendah dan Bangkit
Tak ada gading yang tak retak, begitulah ungkapan yang tepat untuk perjalanan karier BTP yang tak selalu mulus. Saat mencalonkan diri kembali pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta di periode selanjutnya, BTP kalah suara dari pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Tak hanya itu, ia juga tersandung kasus penistaan agama yang menjadi salah satu faktor menurunnya suara BTP di pilgub tersebut.
Dikarenakan kasus tersebut, BTP dibui selama 1 tahun 8 bulan 15 hari. Namun, setelah kebebasannya BTP tidak tinggal diam dan mundur dari dunia politik dan hubungan dengan masyarakat. Ia meluncurkan aplikasi JANGKAU sebagai upaya membantu warga DKI memecahkan persoalan sosial dan menumbuhkan sikap tolong-menolong sesama masyarakat. Selain itu, ia juga mendukung legacy–nya yaitu 3 stafnya saat berlaga di pemilihan legislatif 2019 kemarin.
Itulah salah satu contoh artikel tentang politik yang bisa Anda pesan melalui jasa penulis artikel terpercaya di Indoenesia.